Sejarah Kota Batam
Batam merupakan salah satu pulau yang berada di antara perairan Selat Malaka dan Selat Singapura. Tidak ada literatur yang dapat menjadi rujukan dan mana nama Batam itu diambil, yang jelas Pulau Batam merupakan sebuah pulau besar dan 329 pulau yang ada di wilayah Kota Batam. Satu-satunya sumber yang dengan jelas menyebutkan nama Batam dan masih dapat dijumpai sampai saat mi adalah Traktat London (1824). Penduduk asli Kota Batam diperkirakan adalah orang-orang Melayu yang dikenal dengan sebutan Orang Selat atau Orang Laut. Penduduk ini paling tidak telah menempati wilayah itu sejak zaman kerajaan Tumasik (sekarang Singapura) dipenghujung tahun 1300 atau awal abad ke-14. Malahan dan catatan lainnya, kemungkinan Pulau Batam telah didiami oleh orang laut sejak tahun 231 M yang di zaman Singapura disebut Pulau Ujung. Pada masa jayanya Kerajaan Malaka, Pulau Batam berada di bawah kekuasaan Laksamana Hang Tuah. Setelah Malaka jatuh, kekuasaan atas kawasan Pulau Batam dipegang oleh Laksamana Hang Nadim yang berkedudukan di Bentan (sekarang P. Bintan). Ketika Hang Nadim menemui ajalnya, pulau ini berada di bawah kekuasaan Sultan Johor sampai pada pertengahan abad ke.18. Dengan hadirnya kerajaan di Riau Lingga dan terbentuknya jabatan Yang Dipertuan Muda Riau, maka Pulau Batam beserta pulau-pulau lainnya berada di bawah kekuasaan Yang Dipertuan Muda Riau, sampai berakhirnya keraj aan Melayu Riau pada tahun 1911.
Di abad ke-18, persaingan antara Inggris dan Belanda amatlah tajam dalam upaya menguasai perdagangan di perairan Selat Melaka. Bandar Singapura yang maju dengan pesat, menyebabkan Belanda berusaha dengan berbagai cara menguasai perdagangan melayu dan perdagangan lainnya yang lewat di sana. Hal ini mengakibatkan banyak pedagang yang secara sembunyi-sembunyi menyusup ke Singapura. Pulau Batam yang berdekatan dengan Singapura, amat bermanfaat bagi pedagang-pedagang untuk berlindung dan gangguan patroli Belanda. Pada abad ke-18, Lord Minto dan Raffles dan kerajaan Inggris melakukan Barter dengan pemerintah Hindia Belanda sehingga Pulau Batam yang merupakan pulau kembar dengan Singapura diserahkan kepada pemerintah Belanda.
Di abad ke-18, persaingan antara Inggris dan Belanda amatlah tajam dalam upaya menguasai perdagangan di perairan Selat Melaka. Bandar Singapura yang maju dengan pesat, menyebabkan Belanda berusaha dengan berbagai cara menguasai perdagangan melayu dan perdagangan lainnya yang lewat di sana. Hal ini mengakibatkan banyak pedagang yang secara sembunyi-sembunyi menyusup ke Singapura. Pulau Batam yang berdekatan dengan Singapura, amat bermanfaat bagi pedagang-pedagang untuk berlindung dan gangguan patroli Belanda. Pada abad ke-18, Lord Minto dan Raffles dan kerajaan Inggris melakukan Barter dengan pemerintah Hindia Belanda sehingga Pulau Batam yang merupakan pulau kembar dengan Singapura diserahkan kepada pemerintah Belanda.
Latar Belakang Kota Batam
Menurut sejarah, pengembangan Pulau Batam dapat dilihat pada tiga periode yang berbeda yakni periode masa lampau, periode pendudukan kolonial dan periode globalisasi. Perkembangan pulau Batam awalnya berasal dari Pemerintahan Kesultanan yang sekarang telah berbaur dengan Republik Singapura dan kerajaan Malaysia yang terlebih dahulu menganut paham moderat. Sejarah pulau Batam dapat ditelusuri ketika pertama kali Bangsa Mongolia dan Indo-Aryans pindah dan menetap di kerajaan Melayu sekitar tahun 1000 M atau sebelum kerajaan Islam Malaka dan Bintan muncul serta saat datangnya Pemerintahan Kolonial Eropa yang diprakarsai oleh bangsa Portugis, Belanda dan Inggris. Sejak tahun 1513 M, pulau Batam dan Singapura telahmenjadi bagian dari kesultanan Johor. Penduduk pulau Batam sendiri berasal dari orang Melayu atau yang lebih dikenal dengan orang Selat atau orang Laut. Mereka menempati wilayah tersebut sejak zaman kerajaan Temasek atau paling tidak dipenghujung tahun 1300 M (awal abad ke-14). Referensi lain menyebutkan, pulau Batam telah dihuni orang Laut sejak 231 M. Ketika Singapura dinamai Temasek yang dikelilingi oleh perairan, wilayah ini telah dijadikan sebagai pusat perdagangan yang dikuasai oleh Temanggung Tempatan (pemimpin wilayah).
Akibat dari pesatnya perdagangan tersebut membuat kerajaan Melayu Johor, Penyengat serta Lingga/Daik menjadi kuat dan mereka memperluas daerah kekuasaan sampai ke kawasan Malaka. Bukan itu saja, pulau Sumatera Bagian timur juga menjadi bagian dari kekuasaan mereka. sampai akhirnya datang bangsa Belanda dan Inggris pada tahun 1824 M, yang kemudian mengambil alih tampuk kekuasaan sekaligus menjadi daerah jajahannya dan muncullah paham politis yang baru.
Di abad ke-19, persaingan antara Inggris dan Belanda amatlah tajam dalam upaya menguasai perdagangan di perairan Selat malaka. Bandar Singapura juga maju pesat, mengakibatkan Belanda dengan berbagai cara ingin menguasai perdagangn Melayu dan aktivitas lainnya yang melewati kawasan tersebut. Terjadilah penyusupan tersembunyi yang dilkukan oleh pedagang Singapura. hal ini sangat menguntungkan pulau Batam yang berdekatan dengan Singapura sebagai tempat bersembunyi dari gangguan patroli Belanda.
Pada 17 Maret 1824, Pemerintah Inggris Baron Fagel dari Belanda menandatangani perjanjian London (Anglo-Deutch Tractate berisi : Belanda mengaku kedudukan Inggris di Malaka dan Singapura, sementara itu Bencoolen (Bengkulu, Sumatera) menjadi kekuasaan Belanda sekaligus menguasai kepuluan Riau). Setelah kerajaan Melayu Riau yang berpusat di Lingga berpisah dari Johor, maka yang dipertuan besar bergelar Sultan membagi wilayah administrasi pemerintahan dalam kerajaan Melayu Lingga-Riau menjadi tiga bagian. Yakni kekuasaan Sultan di Daik Lingga, Yang Dipertuan Muda di Penyengat dan Tumenggung di Bulang. Ketiga wilayah ini menjadi satu kesatuan yang utuh dalam menjalankan roda pemerintahan. namun secara umum yang menjadi titik sentral dalam menjalankan roda pemerintahan di kerajaan Melayu dipegang Yang Dipertuan Muda yang berkedudukan di Penyengat.
Batam sendiri saat itu, merupakan wilayah kekuasaan Tumenggung, Tumenggung yang pertama di Bulang bergelar Tengku Besar. Sementara yang menjadi Tumenggung terakhir adalah Tumenggung Abdul Jamal. Sebagai pusat kekuasaan dan yang menjalankan roda pemerintahan, pada tahun 1898, Yang Dipertuan Muda yang berpusat di Penyengat, mengeluarkan sepucuk surat yang ditujukan kepada Raja Ali Kelana bersama seorang saudaranya untuk mengelola pulau Batam. bekal surat itulah, Raja Ali Kelana kemudia mengembangkan usahanya di pulau Batam. Slaah satunya mendirikan pabrik batu bata. Pada tahun 1965 Temasek melepaskna diri dari Federasi Malaysia (1963-1965) untuk menjadi negara Singapura yang bebas. Pada awal kemerdekaan Indonesia tahun 1945 hingga 1957, Tanjung Pinang dinobatkan sebagai pusat pemerintahan dan bisnis di bagian Timur Sumatera. Tanjung Pinang kemudian ditetapkan sebagai ibukota propinsi Riau yang kemudian diikuti oleh Pekanbaru yang terletak di Sumatera. Semenjak itu, Tanjung Pinang resmi menjadi ibukota Kabupaten Kepuluan Riau yang melingkupi 17 kecamatan termasuk di antaranya pulau Batam.
Di abad ke-19, persaingan antara Inggris dan Belanda amatlah tajam dalam upaya menguasai perdagangan di perairan Selat malaka. Bandar Singapura juga maju pesat, mengakibatkan Belanda dengan berbagai cara ingin menguasai perdagangn Melayu dan aktivitas lainnya yang melewati kawasan tersebut. Terjadilah penyusupan tersembunyi yang dilkukan oleh pedagang Singapura. hal ini sangat menguntungkan pulau Batam yang berdekatan dengan Singapura sebagai tempat bersembunyi dari gangguan patroli Belanda.
Pada 17 Maret 1824, Pemerintah Inggris Baron Fagel dari Belanda menandatangani perjanjian London (Anglo-Deutch Tractate berisi : Belanda mengaku kedudukan Inggris di Malaka dan Singapura, sementara itu Bencoolen (Bengkulu, Sumatera) menjadi kekuasaan Belanda sekaligus menguasai kepuluan Riau). Setelah kerajaan Melayu Riau yang berpusat di Lingga berpisah dari Johor, maka yang dipertuan besar bergelar Sultan membagi wilayah administrasi pemerintahan dalam kerajaan Melayu Lingga-Riau menjadi tiga bagian. Yakni kekuasaan Sultan di Daik Lingga, Yang Dipertuan Muda di Penyengat dan Tumenggung di Bulang. Ketiga wilayah ini menjadi satu kesatuan yang utuh dalam menjalankan roda pemerintahan. namun secara umum yang menjadi titik sentral dalam menjalankan roda pemerintahan di kerajaan Melayu dipegang Yang Dipertuan Muda yang berkedudukan di Penyengat.
Batam sendiri saat itu, merupakan wilayah kekuasaan Tumenggung, Tumenggung yang pertama di Bulang bergelar Tengku Besar. Sementara yang menjadi Tumenggung terakhir adalah Tumenggung Abdul Jamal. Sebagai pusat kekuasaan dan yang menjalankan roda pemerintahan, pada tahun 1898, Yang Dipertuan Muda yang berpusat di Penyengat, mengeluarkan sepucuk surat yang ditujukan kepada Raja Ali Kelana bersama seorang saudaranya untuk mengelola pulau Batam. bekal surat itulah, Raja Ali Kelana kemudia mengembangkan usahanya di pulau Batam. Slaah satunya mendirikan pabrik batu bata. Pada tahun 1965 Temasek melepaskna diri dari Federasi Malaysia (1963-1965) untuk menjadi negara Singapura yang bebas. Pada awal kemerdekaan Indonesia tahun 1945 hingga 1957, Tanjung Pinang dinobatkan sebagai pusat pemerintahan dan bisnis di bagian Timur Sumatera. Tanjung Pinang kemudian ditetapkan sebagai ibukota propinsi Riau yang kemudian diikuti oleh Pekanbaru yang terletak di Sumatera. Semenjak itu, Tanjung Pinang resmi menjadi ibukota Kabupaten Kepuluan Riau yang melingkupi 17 kecamatan termasuk di antaranya pulau Batam.
Data Geografis Kota Batam
1. Letak
Kota Batam terletak antara :
0°.25\'29\'\' - 1°.15\'00\'\' Lintang Utara
103°.34\'35\'\' - 104°.26\'04\'\' Bujur Timur
Kota Batam terletak antara :
0°.25\'29\'\' - 1°.15\'00\'\' Lintang Utara
103°.34\'35\'\' - 104°.26\'04\'\' Bujur Timur
2. Batas
Kota Batam berbatasan dengan :
Sebelah Utara Selat Singapura
Sebelah Selatan Kecamatan Senayang
Sebelah Timur Kecamatan Bintan Utara
Sebelah Barat Kabupaten Karimun dan Moro Kabupaten Karimun
3. Geologi
Wilayah kota Batam seperti halnya Kecamatan-Kecamatan di daerah Kabupaten di Kepulauan Riau, juga merupakan bagian dari paparan Kontinental. Pulau-pulau yang tersebar didaerah ini merupakan sisa-sisa erosi atau penyusutan dari daratan pra tersier yang membentang dari semenanjung Malaysia/ pulau Singapore di bagian utara samapi dengan pulau-pulau Moro dan Kundur serta karimun di bagian selatan. Permukaan tanah di kota batam pada umumnya dapat digolongkan datar dengan variasi disana-sini berbukit-bukit dengan ketinggian maksimum 160 m diatas permukaan laut. Sungai-sungai kecil banyak mengalir dengan aliran pelan dan dikelilingi hutan-hutan serta semak belukar yang lebat..
4. Fisiografi
Wilayah kota Batam terdiri dari 329 buah pulau besar dan kecil, yang letak satu dengan lainnya dihubungkan dengan perairan. Pulau-pulau yang tersebar pada umumnya merupakan sisa-sisa erosi atau pencetusan dari daratan pratersier yang membentang dari Semenanjung Malaysia di bagian utara sampai dengan Pulau Moro, Kundur, serta Karimun di bagian selatan.
Permukaan tanah di kota batam pada umumnya dapat digolongkan datar namun disana-sini berbukit-bukit, berbatu muda dengan ketinggian maksimum 160 meter di atas permukaan laut. Sungai-sungai kecil banyak mengalir dengan aliran pelan yang dikelilingi hutan-hutan serta semak belukar yang lebat. Dilihat dari perputaran arus yang ada maka perairan di kota Batam yang berada di selat malaka ini merupakan daerah subur bagi kehidupan perikanan dan biota lainnya. Perairan Kota Batam merupakan wilayah ekosistem perikanan Kepulauan Riau yang dipengaruhi oleh gerakan air yang berasal dari Samudera Hindia yang melewati Selat Malaka dan gerakan arus yang berasal dari laut Cina Selatan. Dalam ekosistem di wilayah kota batam ditemukan satwa liar yang terdiri dari 8 (delapan) jenis kelas mamalia, 16 (enam belas) heasevas dan partilia. Tipe habitat yang digunakan satwa liar ini yaitu : pantai, mangrove, rawa/danau, lading/kebun, hutan sekunder dan hutan primer.
5. Iklim
Kota Batam mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum pada tahun 2006 berkisar antara 21,2 C – 24,0 C dan suhu maksimum berkisar antara 29,6 C-34,1 C, sedangkan suhu rata rata sepanjang tahun 2006 adalah 25,6 C - 27,8 C. Keadaan tekanan udara rata rata untuk tahun 2006, minimum 1.006,14 MBS dan maksimum 1.014,1 MBS. Sementara kelembaban udara di Kota Batam rata rata berkisar antara 79 – 86 %. Dan kecepatan angin maksimum 15 - 28 knot atau rata rata kecepatan angin maksimal sebesar 4.5 knot. Banyaknya hari hujan selama setahun di Kota Batam pada tahun 2006 adalah 208 hari dan banyaknya curah hujan setahun 2.964,7 mm .
a). Pulau Batam
415 Km2 (41.500 Ha) = 67% Luas Singapura.
b). Singapura
Terletak 20 Km disebelah Barat Laut pulau Batam, luas 620 Km2 (62.000 Ha).
c). Pulau Bintan
Terletak 10 Km di sebelah Timur pulau Batam, luas 1.100 Km2 (110.000 Ha) = 117% Luas Singapura.
d). Pulau Natuna
Terletak 550 Km disebelah Timur Laut pulau Batam,luas 1.720 Km2 (172.000 Ha) = 277% Luas Singapura.
e). Pulau Bulan
Terletak 2.5 Km di sebelah Barat Daya pulau Batam, luas 100 Km2 (10.000 Ha) = 16% Luas Singapura.
g). Pulau Rempang
Terletak disebelah Tenggara pulau Batam, luas 165.83Km2 (16.583 Ha) = 27% Luas Singapura.
h). Pulau Galang Baru
Terletak 180 m disebelah Selatan pulau Galang,luas 32 Km2 (3.200 Ha) = 5.2% Luas Singapura.
i) Pulau Galang
Terletak 350 m disebelah Tenggara pulau Rempang, luas 80 Km2 (8.000 Ha) = 13% Luas Singapura.
j). Wilayah Barelang
Pulau Batam, pulau Rempang, pulau Galang dan pulau-pulau disekitarnya 715 Km2 (71.500 Ha) = 115% Luas Singapura.
Kota Batam berbatasan dengan :
Sebelah Utara Selat Singapura
Sebelah Selatan Kecamatan Senayang
Sebelah Timur Kecamatan Bintan Utara
Sebelah Barat Kabupaten Karimun dan Moro Kabupaten Karimun
3. Geologi
Wilayah kota Batam seperti halnya Kecamatan-Kecamatan di daerah Kabupaten di Kepulauan Riau, juga merupakan bagian dari paparan Kontinental. Pulau-pulau yang tersebar didaerah ini merupakan sisa-sisa erosi atau penyusutan dari daratan pra tersier yang membentang dari semenanjung Malaysia/ pulau Singapore di bagian utara samapi dengan pulau-pulau Moro dan Kundur serta karimun di bagian selatan. Permukaan tanah di kota batam pada umumnya dapat digolongkan datar dengan variasi disana-sini berbukit-bukit dengan ketinggian maksimum 160 m diatas permukaan laut. Sungai-sungai kecil banyak mengalir dengan aliran pelan dan dikelilingi hutan-hutan serta semak belukar yang lebat..
4. Fisiografi
Wilayah kota Batam terdiri dari 329 buah pulau besar dan kecil, yang letak satu dengan lainnya dihubungkan dengan perairan. Pulau-pulau yang tersebar pada umumnya merupakan sisa-sisa erosi atau pencetusan dari daratan pratersier yang membentang dari Semenanjung Malaysia di bagian utara sampai dengan Pulau Moro, Kundur, serta Karimun di bagian selatan.
Permukaan tanah di kota batam pada umumnya dapat digolongkan datar namun disana-sini berbukit-bukit, berbatu muda dengan ketinggian maksimum 160 meter di atas permukaan laut. Sungai-sungai kecil banyak mengalir dengan aliran pelan yang dikelilingi hutan-hutan serta semak belukar yang lebat. Dilihat dari perputaran arus yang ada maka perairan di kota Batam yang berada di selat malaka ini merupakan daerah subur bagi kehidupan perikanan dan biota lainnya. Perairan Kota Batam merupakan wilayah ekosistem perikanan Kepulauan Riau yang dipengaruhi oleh gerakan air yang berasal dari Samudera Hindia yang melewati Selat Malaka dan gerakan arus yang berasal dari laut Cina Selatan. Dalam ekosistem di wilayah kota batam ditemukan satwa liar yang terdiri dari 8 (delapan) jenis kelas mamalia, 16 (enam belas) heasevas dan partilia. Tipe habitat yang digunakan satwa liar ini yaitu : pantai, mangrove, rawa/danau, lading/kebun, hutan sekunder dan hutan primer.
5. Iklim
Kota Batam mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum pada tahun 2006 berkisar antara 21,2 C – 24,0 C dan suhu maksimum berkisar antara 29,6 C-34,1 C, sedangkan suhu rata rata sepanjang tahun 2006 adalah 25,6 C - 27,8 C. Keadaan tekanan udara rata rata untuk tahun 2006, minimum 1.006,14 MBS dan maksimum 1.014,1 MBS. Sementara kelembaban udara di Kota Batam rata rata berkisar antara 79 – 86 %. Dan kecepatan angin maksimum 15 - 28 knot atau rata rata kecepatan angin maksimal sebesar 4.5 knot. Banyaknya hari hujan selama setahun di Kota Batam pada tahun 2006 adalah 208 hari dan banyaknya curah hujan setahun 2.964,7 mm .
a). Pulau Batam
415 Km2 (41.500 Ha) = 67% Luas Singapura.
b). Singapura
Terletak 20 Km disebelah Barat Laut pulau Batam, luas 620 Km2 (62.000 Ha).
c). Pulau Bintan
Terletak 10 Km di sebelah Timur pulau Batam, luas 1.100 Km2 (110.000 Ha) = 117% Luas Singapura.
d). Pulau Natuna
Terletak 550 Km disebelah Timur Laut pulau Batam,luas 1.720 Km2 (172.000 Ha) = 277% Luas Singapura.
e). Pulau Bulan
Terletak 2.5 Km di sebelah Barat Daya pulau Batam, luas 100 Km2 (10.000 Ha) = 16% Luas Singapura.
g). Pulau Rempang
Terletak disebelah Tenggara pulau Batam, luas 165.83Km2 (16.583 Ha) = 27% Luas Singapura.
h). Pulau Galang Baru
Terletak 180 m disebelah Selatan pulau Galang,luas 32 Km2 (3.200 Ha) = 5.2% Luas Singapura.
i) Pulau Galang
Terletak 350 m disebelah Tenggara pulau Rempang, luas 80 Km2 (8.000 Ha) = 13% Luas Singapura.
j). Wilayah Barelang
Pulau Batam, pulau Rempang, pulau Galang dan pulau-pulau disekitarnya 715 Km2 (71.500 Ha) = 115% Luas Singapura.
ARTI WARNA DAN LAMBANG DAERAH
Arti Lambang Daerah
1. Bintang, melambangkan masyarakat Batam yang religius dan Ketuhanan Yang maha Esa.
2. Keris Melayu, lambang keperkasaan dan kepahlawanan Laksamana Hang Nadim yang dapat dijadikan contoh bagi masyarakat. Lambang kebenaran berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
3. Gelombang berjumlah lima lapis, berarti kerja atau bekerjanya masyarakat kota Batam dengan dasar Pancasila, letak geografis Batam yang dikelilingi oleh laut yang berarti juga bahwa Laksamana Hang Nadim berkuasa didaratan dan lautan.
4. Perahu Dendang, yaitu perahu dalam bentuk lambing keperkasaan di laut dan penguasa wilayah.
5. Jembatan Barelang, lambang kegiatan pembangunan kota Batam yang menjembatani kemajuan perdagangan, industri, pariwisata dan alih kapal.
6. Pita berwarna merah dengan tulisan kota Batam, berarti siap menghadapi/ memasuki era baru alap/ millenium III dan kemajuan jaman.
7. Rantai, berjumlah 45 melambangkan semangat persatuan/ persaudaraan antar masyarakat kota Batam yang heterogen.
Arti Warna Lambang Daerah
a. Warna Utama
1. Merah, berarti keberanian.
2. Kuning, berarti keagungan.
3. Hijau, berarti kesuburan, kemakmuran.
b. Warna Pendukung
1.Hitam, berarti keabadian.
2.Putih, berarti kesucian.
3.Biru, berarti ketenangan, keluasan
1. Bintang, melambangkan masyarakat Batam yang religius dan Ketuhanan Yang maha Esa.
2. Keris Melayu, lambang keperkasaan dan kepahlawanan Laksamana Hang Nadim yang dapat dijadikan contoh bagi masyarakat. Lambang kebenaran berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
3. Gelombang berjumlah lima lapis, berarti kerja atau bekerjanya masyarakat kota Batam dengan dasar Pancasila, letak geografis Batam yang dikelilingi oleh laut yang berarti juga bahwa Laksamana Hang Nadim berkuasa didaratan dan lautan.
4. Perahu Dendang, yaitu perahu dalam bentuk lambing keperkasaan di laut dan penguasa wilayah.
5. Jembatan Barelang, lambang kegiatan pembangunan kota Batam yang menjembatani kemajuan perdagangan, industri, pariwisata dan alih kapal.
6. Pita berwarna merah dengan tulisan kota Batam, berarti siap menghadapi/ memasuki era baru alap/ millenium III dan kemajuan jaman.
7. Rantai, berjumlah 45 melambangkan semangat persatuan/ persaudaraan antar masyarakat kota Batam yang heterogen.
Arti Warna Lambang Daerah
a. Warna Utama
1. Merah, berarti keberanian.
2. Kuning, berarti keagungan.
3. Hijau, berarti kesuburan, kemakmuran.
b. Warna Pendukung
1.Hitam, berarti keabadian.
2.Putih, berarti kesucian.
3.Biru, berarti ketenangan, keluasan
Struktur Organisasi Pemerintah Kota Batam
Walikota Batam
Drs.H. Ahmad Dahlan
Wakil Walikota BatamIr. Ria Saptarika
Sekretaris DaerahAgussahiman,SH
Asisten I Bid. PemerintahanDrs. Asyari Abbas, Msi
Asisten II Bid. Ekonomi dan PembangunanDrs. H. Syamsul Bahrum, Amp, Msi, Phd
Asisten III Bid.Administrasi UmumDrs.Maaz Ismail,M.Si
Badan Kepegawaian dan Pendidikan PelatihanHusnul Hafil,S.Sos
Badan Kesatuan Bangsa,Politik dan Perlindungan MasyarakatDrs.Zulhendri,M.Si
Badan Komunikasi dan InformatikaRaja Muchsin, SE
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga BerencanaDra. Nurmadiah,M.Pd
Badan Penanaman ModalDrs. Pirma Marpaung
Badan Pengendalian Dampak LingkunganIr. A. Dendi Noviardi Purnomo
Badan Perencanaan Pembangunan DaerahIr. Wan Darussalam, M.Sc, Phd
Badan Pertanahan DaerahDrs.Buralimar,M.Si
Badan Pertanahan NasionalIr. Heru Murti
Badan Pusat StatistikDrs. Mawardi Arsad,M.Si
Bagian Bina ProgramDrs.Ismet Djohar, M.Si
Bagian Hubungan MasyarakatDrs. Yusfa Hendri M.Si
Bagian HukumDemi Haspinul Nst,SH
Bagian Kesejahteraan MasyarakatSalim, S.Sos
Bagian KeuanganErwinta Marius,Ak,MM
Bagian Organisasi dan Tata LaksanaAmsakar Achmad,S.Sos.M.Si
Bagian PerekonomianRudolph Napitupulu,SE
Bagian Perlengkapan dan AsetR. Kamarulzaman, SE
Bagian ProtokolAspawi Nagali, S.Sos
Bagian Tata PemerintahanDrs. Heriman. Hk
Bagian UmumFirmansyah,S.Sos.M.Si
Dan Yonif 134/TSLetkol. Inf Harianto Syahputra,S.Ip
Dinas Kebersihan dan PertamananDrs. Azwan,M.Si
Dinas Kelautan,Perikanan,Pertanian dan Kehutanandrh. Suhartini,MM
Dinas Kependudukan dan Pencatatan SipilDrs.Sadri Khairudin,MM
Dinas Kesehatandr Mawardi Badar,MM
Dinas Pariwisata dan KebudayaanGuntur Sakti, S.Sos, M.Si
Dinas Pekerjaan UmumIr. Yumasnur, MT
Dinas Pemberdayaan Masyarkat,Pasar, Koperasi dan Usaha Kecil MenengahPebrialin,SE,MM
Dinas Pendapatan DaerahRaja Supri, S. Sos
Dinas PendidikanDrs. Muslim Bidin,MM
Dinas PerhubunganMuramis,SE
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya MineralAchmad Hijazi,SE.M.Si
Dinas Sosial Dan PemakamanDrs. M. Sahir
Dinas Tata KotaGintoyono,BE,SE,MM
Dinas Tenaga KerjaRudi Syakyakirti,SH.M.Hum
DPRD Kota BatamDR.H.M. Soerya Respationo, SH.MH
Inspektorat Daerah KotaDrs. Hartoyo Sirkoen,M.Si
Kantor Imigrasi Kelas I Khusus BatamDrs. Harry Purwanto,Bc.Im
Kantor Pelayanan Pajak PratamaIr.Sakdun,M.Si
Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai BatamDaniel Hutabarat
Kantor Pemadam KebakaranDrs. Azman, MP
Kantor Pemuda dan OlahragaDrs. Jefriddin,M.Pd
Kantor Perpustakaan Umum Dan ArsipDrs. Aunar Karimsu
Kantor Satuan Pamong PrajaZulhemi, AMP
Kantor sub Divre Wil.III Bulog BatamMunir Abdul Syukur
Kecamatan Batam KotaJunaidi,S.Sos
Kecamatan Batu AjiDrs. Ahmad Arfah, M.Si
Kecamatan Batu AmparHendri, S.Sos
Kecamatan Belakang PadangHaryono,BA
Kecamatan BengkongAsril Arief, S.Sos
Kecamatan BulangRuslan,SE,MM
Kecamatan GalangDrs. Leo Putra , AP, M.Si
Kecamatan Lubuk BajaDece Awidaria,AMP
Kecamatan NongsaAlwi AR
Kecamatan SagulungZulkifli,AMP, SE
Kecamatan SekupangNurul Iswahyuni, AMP, SE
Kecamatan Sungai BedukMardanis,AMP,SE
Kejaksaan Negeri BatamR.Suharto Rasidi, SH,MH
Kodim 0316 BatamLetkol. (Inf) Ahadi Martanto
Lanal BatamKol.Laut(E) Muhamad Faisal,SE
Otorita BatamIr.Mustofa Wijaya,MM
Pengadilan Negeri BatamH. Ridwan Mansyur, SH,MH
Poltabes BarelangAKBP. Drs. Leonidas Braksan, MM
RSUD Kota Batamdr.Fardiani Nurdin,M.Kes
Sekretariat DewanMartin L. Maromon, S.Sos, M.Si
Sekretaris DaerahAgussahiman,SH
Sekretaris DaerahAgussahiman,SH
Sekretaris DPRDGuntur Sakti,S.Sos,M.Si
Sekretaris KOPRI Kota BatamDrs. H. Bustami Al Kampari
Staf Ahli Bidang Perdagangan dan Tata NiagaDrs. M. Syuzairi, M.Si
Staff AhliDrs.Nurman,M.Si
Staff AhliDrs. Anwar Ujang,M.Si
Staff AhliYusron Roni, SE.M.Si
Staff AhliIr.Abang Muzni
Staff AhliDrs. Makmur M,M.Pd
Sub Detasemen Polisi Militer 1/3 -3Kapten CPM Kuncoro Iwan K
Wakil Walikota BatamIr. Ria Saptarika
Walikota BatamDrs. Ahmad Dahlan
Peraturan Daerah
Peraturan Daerah Kota Batam Tahun 2009
Peraturan Daerah Kota Batam Tahun 2008
Peraturan Daerah Kota Batam Tahun 2007
Peraturan Daerah Kota Batam Tahun 2006
Peraturan Daerah Kota Batam Tahun 2005
Peraturan Daerah Kota Batam Tahun 2004
Peraturan Daerah Kota Batam Tahun 2003
Peraturan Daerah Kota Batam Tahun 2002
Peraturan Daerah Kota Batam Tahun 2001
Peraturan Daerah Kota Batam Tahun 2008
Peraturan Daerah Kota Batam Tahun 2007
Peraturan Daerah Kota Batam Tahun 2006
Peraturan Daerah Kota Batam Tahun 2005
Peraturan Daerah Kota Batam Tahun 2004
Peraturan Daerah Kota Batam Tahun 2003
Peraturan Daerah Kota Batam Tahun 2002
Peraturan Daerah Kota Batam Tahun 2001
Instansi Vertikal
Badan Pertanahan Nasional
Alamat : Jl. R.Soeprapto - SekupangKontak : Tel : (0778) 322643
Fax : (0778) 323247
Badan Pusat Statistik
Alamat : Jl. Ir. Sutami SekupangKontak : Tel : (0778) 322084
Dan Yonif 134/TS
Alamat : TembesiKontak :
DPRD Kota Batam
Alamat : Jl. Engku Putri No.4 Batam CentreKontak : Tel : (0778) 467631, 467632
Fax : (0778) 467648
Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Batam
Alamat : Jl. Engku Putri Batam CentreKontak : Tel : (0778) 462069,462070
Fax : (0778)462004
Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Alamat : Jl. Kuda Laut Batu AmparKontak : tel : (0778) 452009
Fax : 427708
Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Batam
Alamat : Jl. Kuda Laut Batu AmparKontak : Tel : (0778) 458315,458149
Fax : (0778) 458163
Kantor sub Divre Wil.III Bulog Batam
Alamat : Jl.Sriwijaya No.22Kontak : Tel : (0778) 458398
Fax : (0778) 424123
Kejaksaan Negeri Batam
Alamat : Jl. Engku Putri Batam CentreKontak : Tel : (0778) 461292
Fax : 461797
Kodim 0316 Batam
Alamat : Jl. Yos Sudarso No.1 Kampung SerayaKontak : Tel : (0778) 458098
Lanal Batam
Alamat : Jl. Kuda Laut Batu AmparKontak : Tel : (0778) 452010
Fax : (0778) 413498
Otorita Batam
Alamat : Jl. Engku Putri Batam CentreKontak : tel : (0778) 462047, 462048
Fax : (0778) 462240
Pengadilan Negeri Batam
Alamat : Jl. Ir Sutami SekupangKontak : Tel : (0778) 321650
Fax : 321472
Poltabes Barelang
Alamat : Baloi SatpamKontak : Tel : (0778) 458330
Fax : (0778) 456763
Sub Detasemen Polisi Militer 1/3 -3
Alamat : BaloiKontak :